Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk akibat blokade ketat yang diberlakukan oleh Israel, menyebabkan kelaparan dan malnutrisi yang meluas. Dalam 24 jam terakhir, tujuh kematian baru akibat kelaparan dilaporkan, termasuk di dalamnya dua anak-anak.
Menurut Al Jazeera, hingga Selasa (19/8/2025), jumlah korban kelaparan mencapai 266 jiwa, dengan 122 di antaranya adalah anak-anak.
Blokade total yang diterapkan oleh Israel sejak 2 Maret 2025 menutup seluruh akses perbatasan, menghentikan aliran bantuan kemanusiaan penting seperti makanan dan obat-obatan. Akibatnya, krisis kelaparan melanda berbagai wilayah Gaza, mengancam nyawa jutaan penduduk sipil.
PBB memperingatkan bahwa malnutrisi pada anak-anak di bawah lima tahun meningkat dua kali lipat dari Maret hingga Juni. WHO juga melaporkan bahwa satu dari lima balita di Gaza sekarang mengalami kekurangan gizi akut.
Sejak agresi militer Israel dimulai Oktober 2023, korban tewas di Gaza mencapai 61.897 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 155.660 orang terluka. Jumlahnya mungkin lebih tinggi karena banyak korban belum terjangkau akibat reruntuhan.
Perempuan dan Anak dalam Bahaya
Lebih dari satu juta perempuan dan anak perempuan di Gaza kini menghadapi ancaman kekerasan dan kelaparan. “Kelaparan menyebar dengan cepat. Perempuan dan anak-anak terpaksa mengambil risiko besar untuk mencari makanan dan air, bahkan dengan kemungkinan kehilangan nyawa,”
tulis UNRWA melalui platform X pada Sabtu (16/8).
Badan ini mendesak agar blokade dicabut dan agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan secara luas ke Gaza. Namun, tantangan yang dihadapi di lapangan sangat besar. Pada Kamis (14/8), 108 NGO menyatakan bahwa sejak 2 Maret, hampir tidak ada truk bantuan yang masuk. Lebih dari 60 permintaan pengiriman dari berbagai NGO ditolak oleh Israel selama Juli.
Di lapangan, situasi semakin kritis. Warga Gaza sangat bergantung pada makanan yang didistribusikan dari pusat-pusat bantuan lokal, terlihat di Kota Gaza awal Agustus.
Menurut data dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB, antara 27 Mei hingga 13 Agustus, sedikitnya 1.760 warga Palestina tewas saat berusaha mengakses bantuan. Dari total tersebut, 994 tewas di lokasi militerisasi non-PBB, dan 766 lainnya di rute konvoi bantuan.
—













