Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa transaksi melalui QRIS mengalami lonjakan sebesar 151,70% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Hal ini terjadi ketika QRIS menjadi fokus perhatian di Amerika Serikat (AS) dan dibicarakan dalam negosiasi perdagangan terkait tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, pembayaran digital di Indonesia pada Mei 2025 mencapai 3,93 miliar transaksi atau meningkat 27,88% (yoy), didukung oleh pertumbuhan di seluruh komponen.
Dalam pengelolaan uang rupiah, uang kartal yang beredar naik 10,10% (yoy) menjadi Rp1.143,09 triliun, pada Mei 2025.
Perry menjelaskan, volume transaksi aplikasi mobile dan internet QRIS terus meningkat, masing-masing sebesar 29,32% (yoy) dan 7,54% (yoy).
Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel melalui BI-FAST mencapai 393,73 juta transaksi atau naik 45,45% (yoy), dengan nilai Rp969,43 triliun.
Sedangkan transaksi bernilai besar yang diproses melalui BI-RTGS turun 6,08% (yoy) menjadi 770 ribu juta transaksi dengan nilai Rp14.450,03 triliun.
“Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS melonjak didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant,”
kata Perry Warjiyo, dikutip Kamis (19/6/2026).
QRIS Tap, sistem pembayaran digital dengan near field communication (NFC), mencapai 47,8 juta pengguna per Juni 2025.
Jumlah merchant juga meningkat. Saat uji coba QRIS Tap, tercatat hanya 646 merchant, yang kemudian naik 3,6 kali menjadi 2.353 merchant pada peluncuran QRIS Tap pada Jumat (14/3/2025).
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyatakan bahwa merchant QRIS Tap mencapai 648.034 per 6 Juni 2025, meningkat 275 kali sejak diluncurkan.
“Jadi saat ini jumlah merchant itu yang bisa menerima QRIS Tap itu sudah mencapai 648.034 merchant,”
ujar Filianingsih dalam konferensi pers, Rabu (18/6/2025).
Meningkatkan Kesadaran
Filianingsih mengungkapkan bahwa BI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi bersama industri. Fokusnya adalah meningkatkan kesadaran akan fitur baru berupa QRIS Tap.
“Itu [juga] sudah tersedia di aplikasi yang kita miliki, dan juga di kanal pembayaran. Lalu juga edukasi kepada merchant, menginformasikan bahwa bisa menerima QRIS Tap, Jadi ini yang terus kita lakukan,”
ungkap Filianingsih.
Selain itu, BI juga akan melaksanakan program pelatihan berupa training for trainers untuk 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN).
“Sehingga nanti di daerah pun juga serentak bisa dilakukan. Kita juga akan terus melakukan transportasinya, juga akan terus diperluas yang bisa menerima QRIS Tap,”
tutur Filianingsih.
BI berkomitmen dalam memperluas penerimaan digital dengan mempercepat persiapan implementasi QRIS antarnegara seperti Indonesia-Jepang untuk transaksi ke Jepang, dan Indonesia-China untuk uji coba implementasi.














